Dehidrasi pada Anak: Tanda, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
DokterSehat.Com – Dokter atau praktisi kesehatan selalu menyarankan kita semua untuk minum air sebanyak 6-8 gelas setiap harinya. Air ini digunakan untuk sistem pencernaan dan juga menstabilkan jumlah cairan di dalam tubuh. Kalau jumlah cairan di dalam tubuh mengalami penurunan, Anda akan mengalami dehidrasi yang cukup parah.
Oh ya, dehidrasi bisa terjadi pada siapa saja. Tidak hanya pada orang dewasa saja. Anak-anak dan bayi juga bisa mengalaminya. Bahkan, kemungkinan mereka mengalami dehidrasi semakin besar. Berikut ulasan tentang cara mengatasi dehidrasi pada anak-anak dan bayi.
Alasan anak-anak mudah mengalami dehidrasi
Ada beberapa alasan mengapa anak lebih mudah mengalami dehidrasi ketimbang orang yang sudah dewasa.
- Anak-anak memiliki tubuh yang kecil sehingga cadangan air yang ada di dalam tubuh akan cepat habis. Sebaliknya orang dewasa memiliki tubuh yang besar sehingga kondisi dehidrasi tidak akan mudah terjadi.
- Anak-anak yang sudah bisa berjalan cenderung susah berhenti untuk melakukan eksplorasi. Akhirnya mereka jadi kelelahan, tubuhnya berkeringat, dan mengalami haus berlebihan.
- Kadang anak tidak bisa mengambil minumannya sendiri. Orang tua juga sering memberikan susu saja pada jam-jam tertentu saja. Akhirnya anak hanya pasrah menerima apa yang diberikan orang tua meski mereka sebenarnya sangat lapar.
- Tidak semua anak aktif meminta minum pada orang tuanya. Beberapa yang belum bisa bicara hanya bisa menangis. Orang tua kadang paham dan kadang tidak dengan maksud dari anak sehingga kondisi dehidrasi lebih sering terjadi.
- Udara yang sangat panas dan anak sangat aktif. Terkadang anak tidak tahu jam dan kondisi cuaca. Asal asyik meski di bawah terik matahari tetap dilakukan hingga letih.
Penyebab tubuh kehilangan cairan
Selain apa saja yang tertulis di atas, anak juga sering mengalami dehidrasi karena beberapa gangguan medis di bawah ini.
- Demam yang tinggi. Saat tubuh mengalami demam, tubuh akan melakukan mekanisme pendinginan. Akhirnya air akan dilepas ke kulit agar tidak terlalu tinggi dan memicu kondisi dehidrasi.
- Anak mudah sekali muntah khususnya saat mereka masih berusia kurang dari setahun. Misal saat menyusu ke ibunya dan terlalu kenyang kerap muntah atau gumoh berkali-kali. Anak-anak usia 2 tahun ke atas juga sering muntah akibat banyak bergerak saat perut kekenyangan.
- Daya tahan tubuh dari anak belum tinggi dan membuat radikal bebas mudah masuk. Selain itu banyak anak suka makan sembarangan dan memicu kondisi diare yang membuang banyak cairan tubuh.
- Anak malas minum. Beberapa anak susah sekali untuk diminta minum dan makan. Kondisi ini bisa menyebabkan dehidrasi dengan cepat di tubuh.
Tanda dehidrasi pada anak-anak dan bayi
Dehidrasi memang tidak terlihat dengan jelas. Apalagi anak-anak dan bayi belum bisa mengomunikasikan kondisi tubuhnya. Oleh karena itu kenali tanda dehidrasi pada anak di bawah ini.
- Mulut akan terlihat kering dan tidak merah seperti biasanya. Selain itu ada kemungkinan bayi juga mengalami retak di kulit bibir. Kadang sampai berdarah.
- Urine dari anak akan lebih gelap dan agak intens baunya. Urine memang memiliki warna kuning, tapi dominan bening dan tidak berbau pekat. Selanjutnya urine juga tidak berbusa.
- Tidak kencing atau mengompol selama lebih dari 6-8 jam. Anak-anak biasanya kencing selama 2-3 jam sekali kalau mereka tidak mengalami dehidrasi.
- Sering mengantuk padahal bukan jam tidurnya. Anak-anak biasanya memiliki jam tidur tersendiri dan polanya tetap. Kalau anak sering tidur kemungkinannya ada dua. Pertama karena anak mengalami dehidrasi dan kedua karena sakit.
- Kulit tubuh akan menjadi kering dan agak dingin. Tanda ini paling mudah dirasakan atau dilihat secara langsung.
- Dehidrasi yang berlebihan juga bisa menyebabkan seorang anak tidak mengeluarkan air mata saat menangis. Lihat saat anak sedang rewel, apakah air matanya terlihat atau tidak.
- Anak jadi tidak aktif lagi dalam bergerak padahal biasanya tidak berhenti. Kalau anak sampai mengalami ini perlu dicurigai apakah dia mengalami dehidrasi atau tidak.
- Napas anak jadi agak pendek-pendek dan terlihat dalam. Mereka akan susah bicara dan napas seperti hilang begitu saja.
Cara mengatasi dehidrasi pada anak
Kalau Anda sudah yakin kalau anak mengalami dehidrasi, coba lakukan beberapa cara mengatasi dehidrasi berikut ini:
- Tanyakan langsung pada anak apakah mereka sedang haus. Kalau anak terlihat loyo segera berikan air atau air yang mengandung ion seperti minuman isotonik.
- Ajak anak makan buah-buahan yang mengandung banyak sekali air seperti semangka atau melon. Usahakan Anda memberikan buang yang mereka sukai.
- Beri air di wajah minum atau gelas. Biarkan akan minum hingga merasa kenyang dan tubuhnya terasa nyaman.
- Terkadang anak tidak mau minum karena di mulut dan tenggorokannya sakit. Beri obat yang bisa meredakan nyeri, selanjutnya buat anak minum perlahan-lahan.
- Biasakan anak minum air setiap harinya di luar susu yang wajib diminum. Misal pada jam-jam jeda sebelum makan siang dan malam.
Kapan dehidrasi harus dibawa ke dokter?
Dehidrasi memang tidak selalu bisa diatasi dengan instan. Kalau tanda di bawah ini muncul, segera bawa ke dokter.
- Anak tidak terlihat mengalami perubahan setelah mereka diberi air dalam jumlah banyak.
- Ada darah di feses dan juga muntahan dari anak.
- Anak selalu rewel dan menolak saat diberi minum.
- Terus mengalami diare dan juga muntah berkali-kali dalam satu hari.
Demikian ulasan tentang cara mengatasi dehidrasi pada anak-anak dan bayi. Semoga ulasan di atas bisa Anda gunakan sebagai rujukan kalau memiliki balita sehingga risiko dehidrasi dan efek sampingnya tidak terjadi.
0 Response to "Dehidrasi pada Anak: Tanda, Penyebab, dan Cara Mengatasinya"
Posting Komentar