3 Fase Melahirkan Normal yang Penting Bunda Ketahui
DokterSehat.Com– Memasuki trimester ketiga, para ibu hamil tentu sudah mempersiapkan diri untuk tahapan melahirkan. Bila ingin melahirkan secara normal, Anda perlu mengetahui tahapan apa saja yang akan dilalui saat melahirkan nanti. Sebelum lebih jauh membahas bagaimana fase melahirkan normal, terlebih dahulu simak apa itu tahapan proses melahirkan normal.
Apa Itu Melahirkan Normal?
Melahirkan secara normal adalah proses persalinan tanpa tindakan medis apa pun. Saat ini Anda bisa mengurangi rasa sakit dan mempercepat proses persalinan, yang mungkin menggunakan obat – Anda bisa memilih untuk tidak memilih tindakan medis.
Tahapan melahirkan normal sepenuhnya alami oleh ibu tanpa tindakan medis. Selama proses melahirkan normal, fokus utamanya adalah bagaimana dan di posisi mana ibu akan merasa nyaman selama proses persalinan. Sesungguhnya ibu dapat mengendalikan seluruh proses persalinan, sementara dokter dan perawat hanya membantu sambil waspada untuk segala jenis keadaan darurat.
3 Fase Melahirkan Normal
Persalinan normal terdiri dari tiga tahapan, yaitu tahapan pertama, tahapan kelahiran, dan tahapan membersihkan plasenta. Seperti dilansir Baby Center, berikut ini uraian apa saja yang akan dialami dalam setiap tahapan melahirkan:
1. Fase persalinan awal dan aktif
Tahapan pertama ditandai dengan terjadinya kontraksi dan memicu mulainya pembukaan. Tahapan melahirkan ini terbagi menjadi dua fase yaitu fase awal dan fase aktif.
Fase awal
Pada fase melahirkan normal ini ditandai dengan leher rahim yang mulai menipis dan membuka. Kontraksi akan berlangsung selama 30-60 detik dan terjadi setiap 5 menit. Leher rahim perlahan-lahan akan semakin terbuka dan biasanya keluar lendir bercampur darah dari vagina. Fase ini akah berakhir ketika pembukaan leher rahim mencapai 4-6.
Fase akhir
Setelah melewati tahapan melahirkan awal, ibu akan memasuki fase aktif yang ditandai dengan leher rahim akan melebar lebih cepat dan kontraksi makin kuat, lebih lama dan lebih sering. Sebaiknya bunda mulai bergegas ke rumah sakit untuk mempersiapkan persalinan. Pembukaan leher rahim pada fase ini akan berlangsung hingga bukaan 9. Setelah fase akhir selesai, Bunda akan memasuki fase transisi, yaitu posisi bayi sudah akan lahir.
2. Tahapan kelahiran
Pada fase melahirkan normal, bukaan leher rahim sudah penuh yaitu sebesar 10 sentimeter. Pada tahapan melahirkan ini Bunda tidak lagi merasakan kontraksi dan bayi akan segera lahir. Sebaiknya Bunda jangan terburu-buru mengejan dan ikuti instruksi dokter kandungan kapan harus mengejan.
Dengan dorongan yang baik, kepala bayi akan keluar seluruhnya. Kepala bayi diikuti bahunya mulai berputar untuk bersiap-siap keluar. Bahu bayi akan keluar dan disusul oleh seluruh tubuh bayi dengan sedikit dorongan.
3. Tahapan membersihkan plasenta
Setelah bayi lahir, proses persalinan belum berakhir. Persalinan dianggap selesai setelah plasenta ikut keluar. Umumnya plasenta akan keluar sekitar 5-10 menit setelah bayi lahir, namun bisa juga memakan waktu hingga 30 menit atau lebih.
Pada tahapan melahirkan ini Bunda bisa melakukan inisiasi menyusu dini (IMD) pada si kecil. IMD baik untuk perkembangan bayi dan juga membangun ikatan antara ibu dan bayi. Meskipun pada awalnya bayi belum bisa segera lancar menyusu, namun ibu tetap perlu berupaya agar bayi lancar menyusu.
Persalinan normal memang memakan banyak waktu dan tenaga, namun rasa sakit dan tenaga yang dikeluarkan akan terbayar dengan kehadiran si kecil di dekapan kan, Bunda?
Manfaat Persalinan Normal
Selain tidak terlalu menyakitkan, manfaat melalui fase melahirkan normal, meliputi:
- Tidak terlalu lama di rumah sakit
- Tingkat infeksi rendah
- Pemulihan cepat dibandingkan dengan operasi caesar
- Bayi memiliki risiko lebih rendah menderita masalah pernapasan
- Tidak ada perdarahan pasca-bedah
Risiko Persalinan Normal
Risiko yang mungkin dialami ibu sebelum dan selama proses persalinan normal, di antaranya:
- Luka pada rahim
- Masalah janin (misalnya berkurangnya pasokan oksigen ke bayi)
- Sobekan vagina
- Robek di perineum, yaitu jaringan lunak antara vulva dan anus
- Prolaps tali pusat yang terjadi saat tali pusat keluar sebelum bayi
- Jika ibu menderita infeksi, berisiko diturunkan dari ibu ke anak
- Berisiko lahir dengan posisi sungsang (kaki keluar terlebih dahulu)
- Bayi lahir dengan bahu terlebih dahulu
- Kelahiran kembar atau lebih dari satu bayi
- Ukuran bayi besar
- Disproporsi sefalopelvis (ketika bayi tidak dapat masuk melalui panggul karena ukuran panggul ibu yang kecil)
- Plasenta previa tidak terdeteksi, artinya plasenta menutupi serviks
Risiko persalinan normal lainnya
Sementara risiko lainnya yang mungkin dihadapi ibu setelah menjalani proses melahirkan normal adalah:
- Kerusakan pada dasar panggul yang menyebabkan ibu menderita nyeri panggul sementara atau kronis
- Prolaps organ panggul yang terjadi ketika kandung kemih, rahim atau rektum menonjol ke dalam vagina atau di luar lubang vagina
- Mempertahankan plasenta
- Kebocoran urine karena batuk mendadak, bersin, atau tertawa setelah melahirkan
- Perdarahan postpartum
- anestesi (jika digunakan) komplikasi terkait
Pemulihan Setelah Proses Persalinan Normal
Setelah menjalani fase melahirkan normal, Bunda mungkin akan menghadapi beberapa masalah yang memerlukan perawatan. Berikut ini perawatan yang bisa Bunda terapkan, di antaranya:
1. Keputihan dan pendarahan vagina
Saat mengalami pendarahan, kemungkinan aliran darah berwarna merah cerah dengan jumlah yang banyak selama beberapa hari pertama setelah proses melahirkan seperti yang terjadi selama enstruasi bulanan.
Kondiosi tersebut secara perlahan-lahan akan berkurang menjadi merah muda atau cokelat, kuning atau putih.
Jika mengalami demam atau terlalu banyak perdarahan dan sering mengganti pembalut setiap jam atau mengeluarkan banyak gumpalan darah, Bunda harus segera menghubungi dokter.
2. Nyeri vagina
Jika Bunda mengalami robekan pada vagina selama proses persalinan, luka tersebut mungkin terasa sakit hingga enam minggu, meskipun bila sobekannya parah, butuh waktu lebih lama untuk waktu pemulihan.
Jika saat duduk terasa menyakitkan, Bunda bisa menggunakan bantal atau bantal berbentuk donat yang dap at membantu duduk dengan tekanan lembut pada perineum.
Pastikan Bunda mengonsumsi obat penghilang rasa sakit dan pelunak tinja berdasarkan resep dokter.
3. Nyeri saat buang air kecil atau buang air besar
Saat jaringan di sekitar kandung kemih dan uretra bengkak atau memar, Bunda mungkin merasa sakit saat buang air kecil. Untuk mengatasi kondisi ini, lakukanlah latihan kegel selama pemulihan ini atas saran dokter. Cara ini akan mengencangkan otot panggul.
Bunda juga bisa mengalami sembelit karena mungkin minum suplemen zat besi yang diresepkan oleh dokter untuk meningkatkan jumlah darah. Pastikan bunda mengonsumsi pelunak feses yang diresepkan dokter. Selain itu, minumlah banyak air, 8-10 gelas per hari untuk mengganti cairan yang hilang (dehidrasi) yang disebabkan menyusui, bunda juga bisa makan makanan berserat tinggi dsalam menu makan sehari-hari.
Jika merasakan buang air besar (BAB) yang sangat menyakitkan, Bunda mungkin akan mengalami wasir. Unruk mengatasinya, merendam dengan air hangat. Mungkin Bunda juga akan diresepkan obat topikal (obat oles) oleh dokter untuk diterapkan pada area wasir.
4. Kontraksi
Kontraksi juga dikenal sebagai afterpains, kontraksi ini dapat terjadi beberapa hari setelah proses melahirkan. Kontraksi ini baik karena rahim menyusut kembali ke ukuran semula dan pembuluh darah sedang dikompresi mencegah pendarahan yang berlebihan. Kontraksi bisa terjadi saat bunda menyusui.
5. Rambut rontok
Hormon yang meningkat selama kehamilan membuat BUnda tidak kehilangan rambut. Setelah proses persalinan, hormon yang kembali ke tingkat normal akan menyebabkan rambut rontok dan kembali ke rambut normal dan siklus pertumbuhan rambut. Kerontokan rambut normal yang tertunda selama kehamilan akan rontok sekaligus setelah melahirkan.
6. Perubahan mood
Setelah proses melahirkan akan sering mengalami perubahan suasana hati (mood) seperti iritasi, frustrasi, kecemasan, dan lainnya, kondisi ini normal bagi ibu yang baru melahirkan. Tidak sedikit ibu baru mengalami apa yang dikenal sebagai depresi pasca-proses persalinan. Bila depresi semakin parah, Bunda mungkin perlu bantuan terapeutik dari psikolog.
Nah, itulah fase melahirkan normal yang perlu diperhatikan sebelum menjalani persalinan. Semoga bermanfaat, Bunda!
0 Response to "3 Fase Melahirkan Normal yang Penting Bunda Ketahui"
Posting Komentar